Gejala Konstipasi Pada Anak yang Perlu Diketahui

Gejala Konstipasi Pada Anak yang Perlu Diketahui

 

Konstipasi pada anak sebenarnya merupakan problem umum yang kerap terjadi pada anak usia pra-sekolah dan usia sekolah.  Beberapa gejala konstipasi yang biasa terjadi pada anak diantaranya memiliki frekuensi BAB yang sedikit, tinja  keras, dan rasa sakit saat buang air besar.1

Namun meski terbilang hal umum, para orang tua disarankan  tetap harus segera menangani masalah konstipasi pada anak agar tidak berlanjut atau malah menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.  Dengan mengetahui gejala, penyebab, serta cara untuk mengatasi konstipasi pada anak, kami berharap para orang tua dapat membantu anak mengatasi masalah ini dengan lebih mudah dan efektif.

Definisi dan Gejala Konstipasi

Sembelit atau konstipasi adalah mengalami kesulitan melakukan BAB (buang air besar) atau mengeluarkan feses dimana menyebabkan frekuensi BAB tidak teratur atau kurang dari biasanya.2

Gejala konstipasi atau gejala sembelit pada anak sangat bervariasi, namun beberapa gejala yang paling umum meliputi:3

  • Frekuensi BAB yang sedikit dan jarang (kurang dari 3 kali seminggu)
  • Tinja yang keras dan sulit dikeluarkan
  • Rasa sakit saat buang air besar
  • Perut kembung dan nyeri perut
  • Nafsu makan menurun
  • Mudah lelah dan lesu
  • Terdapat bercak darah di feses4

Jika anak Anda mengalami gejala-gejala selama seminggu atau lebih, maka perlu segera dikonsultasikan dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

Penyebab Konstipasi

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan konstipasi pada anak, seperti kurangnya serat pada asupan makanan anak sehari-hari, kurang konsumsi air minum, stres atau cemas, jarang melakukan aktivitas fisik, pemakaian obat-obatan tertentu yang menyebabkan efek samping konstipasi, dan juga ketidakmampuan anak untuk mendeteksi sinyal dari usus untuk melakukan BAB.4

Penyebab lain yang kerap memicu konstipasi pada anak adalah adanya trauma atau ketakutan anak yang membuatnya menahan diri untuk tidak BAB atau tidak mau ke toilet, misal dikarenakan takut kecoa, bau, dan juga toilet yang jorok.Kebiasaan menahan BAB tersebut akan membuat feses jadi keras sehingga memicu konstipasi.

Selain penyebab di atas, adanya masalah medis seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit Hirschsprung juga bisa jadi faktor penyebab konstipasi. Hanya saja, persentase terjadinya konstipasi yang disebabkan oleh penyakit ini masih masih jarang terjadi.5

Cara Mencegah Konstipasi Pada Anak

Mengingat konstipasi akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit pada anak ketika akan BAB, maka sebaiknya Anda bisa melakukan antisipasi atau pencegahan konstipasi pada anak, diantaranya dengan langkah sebagai berikut:6

  1. Menambahkan asupan makanan kaya serat pada menu makanan anak sehari-hari, seperti sayuran (wortel, brokoli, bayam), buah-buahan (misal pisang, stroberi, pir), dan roti gandum.
  2. Meningkatkan asupan cairan anak dengan memberikan air dan jus buah.
  3. Kurangi makanan gorengan dan menu cepat saji.4
  4. Menjaga aktivitas fisik anak agar tetap aktif.
  5. Memberikan waktu yang cukup untuk anak saat buang air besar.

Penanganan Konstipasi

Cara mengatasi konstipasi pada anak yang terkait pemberian obat sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter. Saat anak kesulitan BAB, Anda juga bisa mengajarkan si kecil untuk mencoba relaks, bernapas dalam-dalam lalu keluarkan napas. Hal ini untuk membantu mengurangi stres dan kecemasan pada anak.6

Selain itu, orang tua juga perlu membantu menciptakan kondisi yang nyaman dan memberikan dukungan emosional untuk mengatasi konstipasi pada anak.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak dan juga mencegah gejala konstipasi, Anda bisa memberikan susu yang baik untuk pencernaan si kecil,  salah satunya adalah Nutren Junior.

Dalam segelas susu Nutren Junior terkandung probiotik untuk dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan anak. Susu Nutren Junior mengandung Bifidobacterium longum dan Lactobacillus paracasei, yaitu bakteri baik untuk mempertahankan keseimbangan mikrobiota usus.

Selain itu, Nutren Junior juga mengandung serat pangan Fruktooligosakarida, Inulin, dan Acacia gum, untuk membantu menjaga kesehatan saluran cerna anak.

Nutren Junior juga mempunyai kandungan 50% protein whey, Omega 3 & 6, DHA, serat pangan, 13 vitamin, dan 9 mineral sebagai nutrisi lengkap untuk bantu mendukung tumbuh kembang si kecil.

Referensi:

  1. Higuera, V. How to Tell If Your Child Is Constipated and How to Treat It. Dari https://www.healthline.com/health/constipation-in-kids . Diakses 21/9/2023
  2. IDAI. Sembelit (Konstipasi) pada Anak. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/sembelit-konstipasi-pada-anak . Diakses 21/9/2023
  3. Mayo Clinic. Constipation. Dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation/symptoms-causes/syc-20354253 Diakses 21/9/2023
  4. Hermina Hospital. Menangani Konstipasi dan Sulit Makan pada Anak. https://www.herminahospitals.com/id/articles/menangani-konstipasi-dan-sulit-makan-pada-anak.html . Diakses 21/9/2023
  5. Kemenkes RI. Konstipasi (Sembelit) pada Anak. Dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2160/konstipasi-sembelit-pada-anak . Diakses 21/9/2023
  6. NIH. Treatment for Constipation in Children. Dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/constipation-children/treatment . Diakses 21/9/2023